Jumat, 30 September 2011

Pakaian Muslimah Menurut Islam

BENTUK BUSANA MUSLIMAH YANG BENAR

Assalamualaikum Wr.wb. Ane hanya ingin bagi2 In formasi pengetahuan aja,,agar Antum2 semua tau,,



Dibolehkan bagi seorang wanita muslimah mengenakan pakaian atas-bawah (baju dan rok lebar) selama pakaian itu memenuhi syarat-syarat yang telah ditetapkan syariat.
Diantara syarat-syarat itu adalah :
  1. Hendaknya pakaian itu menutupi seluruh tubuhnya dari kaum lelaki yang bukan mahramnya. Dan janganlah dia memperlihatkan anggota-anggota tubuhnya kepada mahramnya kecuali bagian-bagian yang dibolehkan oleh syariat, seperti wajah, kedua telpak tangan dan kedua pergelangan kakinya.
  2. Hendaknya pakaian itu tidak tipis (transparan) sehingga warna kulitnya dapat terlihat oleh orang dibelakangnya.
  3. Pakaian itu tidak sempit sehingga menampakkan bentuk-bentuk anggota tubuhnya.
  4. Pakaian itu tidak menyerupai pakaian kaum lelaki.
  5. Tidak terdapat berbagai hiasan di pakaian itu yang dapat mengundang perhatian orang-orang ketika dirinya keluar dari rumah. (Markaz al Fatwa No. 0428).
(Baca: Pakaian Muslimah Sesuai Syariat)
Wallahu A’lam

Selasa, 27 September 2011

Penjelasan Tauhid

Penyusun : Syaikh Muhammad bin Ibrahim At-Tuwaijri
Terjemah :  Team Indonesia islamhouse.com
Editor : Eko Haryanto Abu Ziyad & Mohammad Latif. Lc

1. TAUHID
Tauhid, yaitu seorang hamba meyakini bahwa Allah SWT adalah Esa, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam rububiyah (ketuhanan), uluhiyah (ibadah), Asma` dan Sifat-Nya.
Urgensi Tauhid: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT semata, Rabb (Tuhan) segala sesuatu dan rajanya. Sesungguhnya hanya Dia yang Maha Pencipta, Maha Pengatur alam semesta. Hanya Dia lah yang berhak disembah, tiada sekutu bagiNya. Dan setiap yang disembah selain-Nya adalah batil. Sesungguhnya Dia SWT bersifat dengan segala sifat kesempurnaan, Maha Suci dari segala aib dan kekurangan. Dia SWT mempunyai nama-nama yang indah dan sifat-sifat yang tinggi.

2. PEMBAGIAN TAUHID
Tauhid yang didakwahkan oleh para rasul dan diturunkan kitab-kitab karenanya ada dua:
1. Pertama: Tauhid dalam pengenalan dan penetapan, dan dinamakan dengan Tauhid Rububiyah dan Tauhid Asma dan Sifat. Yaitu menetapkan hakekat zat Rabb SWT dan mentauhidkan (mengesakan) Allah SWT dengan asma (nama), sifat, dan perbuatan-Nya.
          Pengertiannya: seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT sematalah Rabb yang Menciptakan, Memiliki, Membolak-balikan, Mengatur alam ini, yang sempurna pada zat, Asma dan Sifat-sifat, serta perbuatan-Nya, Yang Maha Mengetahui segala sesuatu, Yang Meliputi segala sesuatu, di Tangan-Nya kerajaan, dan Dia Maha Kuasa atas segala sesuatu. Dia SWT mempunyai asma' (nama-nama) yang indah dan sifat yang tinggi:
لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَىْءُُ وَهُوَ السَّمِيعُ الْبَصِيرُ
Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan Dia, dan Dia lah Yang Maha Mendengar lagi Maha Melihat. (QS. Asy-Sura:11)

2. Tauhid dalam tujuan dan permintaan/permohonan, dinamakan tauhid uluhiyah dan ibadah, yaitu mengesakan Allah SWT dengan semua jenis ibadah, seperti: doa, shalat, takut, mengharap, dll.
          Pengertiannya: Seorang hamba meyakini dan mengakui bahwa Allah SWT saja yang memiliki hak uluhiyah terhadap semua makhlukNya. Hanya Dia SWT yang berhak untuk disembah, bukan yang lain. Karena itu tidak diperbolehkan untuk memberikan salah satu dari jenis ibadah seperti: berdoa, shalat, meminta tolong, tawakkal, takut, mengharap, menyembelih, bernazar dan semisalnya  melainkan hanya untuk Allah SWT semata. Siapa yang memalingkan sebagian dari ibadah ini kepada selain Allah SWT maka dia adalah seorang musyrik lagi kafir. Firman Allah SWT:
وَمَن يَدْعُ مَعَ اللهِ إِلَهًا ءَاخَرَ لاَبُرْهَانَ لَهُ بِهِ فَإِنَّمَا حِسَابُهُ عِندَ رَبِّهِ إِنَّهُ لاَيُفْلِحُ الْكَافِرُونَ
Siapa menyembah ilah yang lain selain Allah SWT, padahal tidak ada suatu dalilpun baginya tentang itu, maka sesungguhnya perhitungannya di sisi Rabbnya. Sesungguhnya orang-orang yang kafir itu tidak akan beruntung. (QS. Al-Mukminun:117)

Tauhid Uluhiyah atau Tauhid Ibadah; kebanyakan manusia mengingkari tauhid ini. Oleh sebab itulah Allah SWT mengutus para rasul kepada umat manusia, dan menurunkan kitab-kitab kepada mereka, agar mereka beribadah kepada Allah SWT saja dan meninggalkan ibadah kepada selain-Nya.
1. Firman Allah SWT:
وَمَآأَرْسَلْنَا مِن قَبْلِكَ مِن رَّسُولٍ إِلاَّنُوحِي إِلَيْهِ أَنَّهُ لآ إِلَهَ إِلآ أَنَا فَاعْبُدُونِ
Dan Kami tidak mengutus seorang rasul sebelum kamu, melainkan Kami wahyukan kepadanya:"Bahwasanya tidak ada Ilah (yang hak) melainkan Aku, maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku". (QS. Al-Anbiya` :25)

2. Firman Allah SWT:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):"Sembahlah Allah SWT (saja), dan jauhilah Thaghut itu",…. (QS. An-Nahl :36)
. Hakekat dan Inti Tauhid:
Hakekat dan inti tauhid adalah agar manusia memandang bahwa semua perkara berasal dari Allah SWT, dan  pandangan ini membuatnya tidak menoleh kepada selainNya SWT tanpa sebab atau perantara. Seseorang  melihat yang baik dan buruk, yang berguna dan yang berbahaya dan semisalnya, semuanya  berasal dariNya SWT. Seseorang menyembahNya dengan ibadah yang mengesakanNya dengan ibadah itu dan tidak menyembah kepada yang lain.

. Buah Hakekat Iman:
          Seseorang hanya boleh tawakkal  kepada Allah SWT semata, tidak memohon kepada makhluk serta tidak memperdulikan celaan mereka. Ia ridha kepada Allah SWT, mencintaiNya dan tunduk kepada hukumNya.
Tauhid Rububiyah diakui manusia dengan naluri fitrahnya dan pemikirannya terhadap alam semesta. Tetapi sekedar mengakui saja tidaklah cukup untuk beriman kepada Allah SWT dan selamat dari siksa. Sungguh iblis telah mengakuinya, juga orang-orang musyrik, namun tidak ada gunanya bagi mereka. Karena mereka tidak mengakui tauhid ibadah kepada Allah SWT semata.
          Siapa yang mengakui Tauhid Rububiyah saja, niscaya dia bukanlah seorang yang bertauhid dan bukan pula seorang muslim, serta tidak dihormati/diharamkan darah dan hartanya sampai dia mengakui dan menjalankan Tauhid Uluhiyah. Sehingga dia bersaksi bahwa tidak Ilah (sesembahan) yang berhak disembah selain Allah SWT semata, tidak ada sekutu bagiNya. Dan dia mengakui hanya Allah SWT saja yang berhak disembah, bukan yang lainnya. dan konsekuensinya adalah hanya beribadah kepada Allah SWT saja, tidak ada sekutu bagiNya.

. Tauhid Uluhiyah dan Rububiyah memiliki ketergantungan satu sama lain:
1.      Tauhid Rububiyah mengharuskan kepada Tauhid Uluhiyah. Siapa yang mengakui bahwa Allah SWT Maha Esa, Dia lah Rabb, Pencipta, Yang Memiliki, dan yang memberi rizki niscaya mengharuskan dia mengakui bahwa tidak ada yang berhak disembah selain Allah SWT. Maka dia tidak boleh berdoa melainkan hanya kepada Allah SWT, tidak meminta tolong kecuali kepadaNya, tidak bertawakkal kecuali kepadaNya. Dia tidak memalingkan sesuatu dari jenis ibadah kecuali hanya kepada Allah SWT semata, bukan kepada yang lainnya. Tauhid uluhiyah mengharuskan bagi tauhid rububiyah agar setiap orang hanya menyembah Allah SWT saja, tidak menyekutukan sesuatu dengannya. Dia harus meyakini bahwa Allah SWT adalah Rabb-Nya, Penciptanya, dan pemiliknya
2.      Tauhid Rububiyah dan Uluhiyah terkadang disebutkan secara bersama-sama, akan tetapi keduanya mempunyai pengertian berbeda. Makna Rabb adalah yang memiliki dan yang mengatur dan sedangkan makna ilah adalah yang disembah dengan sebenarnya, yang berhak untuk disembah, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Seperti firman Allah SWT:

قُلْ أَعُوذُ بِرَبِّ النَّاسِ {1} مَلِكِ النَّاسِ {2} إِلَهِ النَّاس{3}
Katakanlah:"Aku berlindung kepada Rabb manusia. Raja manusia. Sembahan manusia"  (QS. An-Naas: 1-3)
          Dan terkadang keduannya disebutkan secara terpisah, maka keduanya mempunyai pengertian yang sama, seperti firman Allah SWT :
قُلْ أَغَيْرَ اللهِ أَبْغِي رَبًّا وَهُوَ رَبُّ كُلِّ شَيْءٍ
Katakanlah: "Apakah aku akan mencari Rabb selain Allah, …". (QS. An-An'aam:164)

. Keutamaan Tauhid
1. Firman Allah SWT :
الَّذِينَ ءَامَنُوا وَلَمْ يَلْبِسُوا إِيمَانَهُمْ بِظُلْمٍ أُوْلَئِكَ لَهُمُ اْلأَمْنُ وَهُم مُّهْتَدُونَ
Orang-orang yang beriman dan tidak mencampuradukkan iman mereka dengan kezaliman (syirik), mereka itulah orang-orang yang mendapat keamanan dan mereka itu adalah orang-orang yang mendapat petunjuk. (QS. Al-An'aam: 82)
2. Dari 'Ubadah bin ash-Shamit r.a, bahwasanya Nabi SAW bersabda, "Siapa yang bersaksi bahwa tidak ada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah SWT. Tiada sekutu bagi-Nya. Dan sesungguhnya Muhammad SAW adalah hamba dan Rasul-Nya. Sesungguhnya Isa adalah hamba dan Rasul-Nya, serta kalimah-Nya yang diberikan-Nya kepada Maryam dan Ruh dari-Nya. Dan (siapa yang bersaksi dan meyakini bahwa) surga adalah benar, neraka adalah benar, niscaya Allah SWT memasukkannya ke dalam surga berdasarkan amal yang telah ada". Muttafaqun 'alaih.[1]
3. Dari Anas bin Malik r.a, ia berkata, "Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda, 'Allah SWT berfirman, 'Wahai keturunan Adam, selama kamu berdoa dan mengharap kepada-Ku, niscaya Kuampuni semua dosa kalian dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosanya). Wahai keturunan Adam, jika dosamu telah sama ke atas langit, kemudian engkau meminta ampun kepada-Ku, niscaya Kuampuni dan Aku tidak perduli (sebanyak apapun dosamu). Wahai keturunan Adam, jika engkau datang kepadanya dengan kesalahan sepenuh bumi, kemudian engkau datang menemui-Ku dalam keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan-Ku, niscaya Aku datang kepadamu dengan ampunan sepenuhnya (bumi)." HR. at-Tirmidzi.[2]


. Balasan Ahli Tauhid
Firman Allah SWT:
وَبَشِّرِ الَّذِينَ ءَامَنُوا وَعَمِلُوا الصَّالِحَاتِ أَنَّ لَهُمْ جَنَّاتٍ تَجْرِي مِن تَحْتِهَا الأَنْهَارُ كُلَّمَا رُزِقُوا مِنْهَا مِن ثَمَرَةٍ رِزْقًا قَالُوا هَذَا الَّذِي رُزِقْنَا مِن قَبْلُ وَأُتُوا بِهِ مُتُشَابِهًا وَلَهُمْ فِيهَا أَزْوَاجُُ مُطَهَّرَةُُ وَهُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan:"Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu". Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya. (QS. Al-Baqarah: 25)

2. Dari Jabir r.a, ia berkata, "Seorang laki-laki datang kepada Nabi SAW seraya berkata, 'Wahai Rasulullah, apakah dua perkara yang bisa dipastikan?' Beliau menjawab, 'Siapa yang meninggal dunia dan keadaan tidak menyekutukan sesuatupun dengan Allah SWT niscaya dia masuk dan siapa yang meninggal dunia dalam keadaan menyekutukan sesuatu dengan Allah SWT, niscaya dia masuk neraka." HR. Muslim.[3]

. Keagungan Kalimah Tauhid
Dari Abdullah bin 'Amr bin al-'Ash r.a, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda, "Sesungguhnya Nabi Nuh 'alaihissalam tatkala menjelang kematiannya, beliau berkata kepada anaknya, "Sesungguhnya aku menyampaikan wasiat kepadamu: Aku perintahkan kepadamu dua perkara dan melarangmu dari dua perkara. Saya perintahkan kepadamu dengan kalimat laa ilaaha illallah (Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah). Sesungguhnya seandainya tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi diletakkan dalam  satu daun timbangan dan kalimah laa ilaaha illallah (Tiada Ilah (yang berhak disembah) selain Allah) diletakkan pada daun timbangan yang lain, niscaya kalimat laa ilaaha illallah lebih berat. Dan jikalau tujuh lapis langit dan tujuh lapis bumi merupakan sebuah lingkaran yang samar, niscaya dipecahkan oleh kalimah laa ilaaha illallah dan subhanallahi wabihamdih (maha suci Allah dan dengan memujian-Nya), sesungguhnya ia merupakan inti dari semua ibadah. Dengannya makhluk diberi rizqi. Dan aku melarangmu dari perbuatan syirik dan takabur…" HR. Ahmad dan al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad.[4]

Kesempurnaan Tauhid
          Tauhid tidak sempurna kecuali dengan beribadah hanya kepada Allah SWT semata, tiada sekutu bagi-Nya dan menjauhi thaghut, seperti firman Allah SWT:
وَلَقَدْ بَعَثْنَا فِي كُلِّ أَمَّةٍ رَّسُولاً أَنِ اعْبُدُوا اللهَ وَاجْتَنِبُوا الطَّاغُوتَ
Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thagut itu... (QS. An-Nahl:36)

Thaghut adalah setiap perkara yang hamba melewati batas dengannya berupa sesembahan seperti berhala, atau yang diikuti seperti peramal dan para ulama jahat, atau yang ditaati seperti para pemimpin atau pemuka masyarakat yang ingkar kepada Allah SWT.

- Thaghut itu sangat banyak dan intinya ada lima:
1-   Iblis –semoga Allah SWT melindungi kita darinya-,
2-   Siapa yang disembah sedangkan dia ridha,
3-   Siapa yang mengajak manusia untuk menyembah dirinya,
4-   Siapa yang mengaku mengetahui yang gaib,
5-   Siapa yang berhukum kepada selain hukum Allah SWT.



[1] Muttafaqun 'alaih. HR. al-Bukhari no. (3435) dan ini lafaznya, dan Muslim no. (28)
[2]  Shahih. HR. at-Tirmidzi no. (3540), Shahih Sunan at-Tirmidzi no. (2805).
[3]  HR. Muslim no. (93)
[4]  Shahih. HR. Ahmad no. (6583) dan al-Bukhari dalam al-Adab al-Mufrad no. (558), Shahih al-Adab al-Mufrad no. (426). Lihat as-Silsilah al-Shahihah karya Syaikh al-Albani no.( 134).

Motivasi


Inspirasi
Tindakan
Inspirasi tanpa tindakan
Tidak akan ada manfaat apapun
Karena itu baru sebuah khayalan

Tindakan tanpa inspirasi
Seperti berjalan ditempat yang gelap
Karenan tidak jelas tujuannya

Tindakan tanpa perencanaan
Berarti bergerak tanpa peta
Semua akan berjalan tanpa kejelasan arah

Inspirasi, tindakan, dan perencanaan
Seperti nasi, lauk, dan rasa lapar
Ketiganya akan menyatu menjadi sebuah energi
Yang akan membangkitkan sebuah hasrat
Untuk maju, tumbuh, dan berkembang

Mimpi
Semua orang pernah bermimpi
Tetapi tidak semua mimpi sama
Mereka yang bermimpi
Karena fikiran yang tidak tenang dimalam hari
Akan bangun dipagi hari
Hingga ia menyadari itu hanyalah mimpi yang sia-sia

Tetapi….
Pemimpi di siang hari itu justru berbahaya,
Karena mereka dapat bermimpi dengan mata terbuka
Untuk membuatnya jadi kenyataan

Takut Mencoba
Ketika kita dilahirkan,
Kita tidak ada pikiran takut untuk mencoba

Semua diawali dengan mencoba
Untuk belajar apa yang dilihatnya
Lalu mencoba untuk berkata “mama-papa”
Mencoba belajar berdiri sekalipun berisiko jatuh
Tetapi tidak pernah takut!

Mencoba belajar berjalan
Mencoba belajar berbicara
Mencoba belajar di sekolah
Memncoba belajar menuntut karir,
Mencoba belajar meraih kesuksesan,
Tetapi tak kunjung terwujud, mengapa?

Karena takut kehilangan keadaan dan apa yang ada sekarang,
Kita takut gagal, takut malu, takut ditertawakan kala jatuh,
Takut dikatakan bodoh, takut dan terus takut mencoba

Jadi, mana yang lebih berani
Saat anda kecil yang tidak takut mencoba
Atau setelah besar yang jadi takut mencoba

Suatu kesalahan besar yang dilakukan banyak orang adalah
Takut mencoba untuk sukses, bukan takut gagal

Ketakutan atau motivasi

Ketakutan itu tidak segan-segan menghantui setiap orang,
Menghambat laju gerak orang untuk sukses. Ganas!
Bahkan tidak segan-segan membenamkan harapan anda
Ke dalam lumpur mimpi

Ketakutan itu hanyalah bayang-bayang
Jangan pernah mau piiran anda ditutup
Oleh rasa takut yang kemudian menghantui pikiran anda
Ketakutan itu sebenarnya hanya virus dalam pikiran anda
Yang menjelma menjadi sebuah persepsi
Bahwa ketakutan harus dihindari

Untuk itu, buang jauh-jauh rasa ketakutan anda
Anda harus masuk kedalamnya,
Maka anda akan menemukan suatu yang menarik,
Yaitu keberanian. Wake up! Bangkitlah!
 
Sebuah alasan semu
Terkadang
Banyak orang diusia muda
Sering menggunakan alasan semunya, yaitu kemiskinan
Untuk membuyarkan impian besarnya
Menjadi seorang pengusaha (wirausaha)

Sebenarnya
Untuk sukses atau tidak,
Modal uang itu bukanlah satu-satunya modal
Untuk menjadi wirausaha

Sesuatu yang penting adalah seberapa lama
Anda bisa mengotimalkan semua yang anda punyai
Dan berapa lama anda bertahan untuk mengejar impian anda
Tanpa selangkahpun mundur
Untuk menjadi unstopable person (orang yang tak dapat dihentikan)

Motif
Ketika mengetahui kesalahan seseorang
Janganlah melihat kesalahan apa yang ia perbuat
Melainkan berpikirlah tentang maksud dan tujuannya
Siapa tahu ia salah mengerjakannya karena ada motif tertentu

Bila anda ingin mengikuti seseorang
Lihatlah hanya pada kebaikkannya
Tetapi jangan pertanyakan
Apa motif dan tujuannya
Karena anda akan kecewa bila mengetahuinya
Ternyata motif tujuannya belum tentu sama

Hindarilah merekomendasikan orang lain
Hanya dengan melihat dari kata-katanya
Karena orang berkata “ya”, dalam hati belum tentu berkata”ya”
Begitu juga bila orang berkata “tidak”
Yang dalam hatinya belum tentu berkata “tidak”
Untuk itu, lihatlah apa motifnya.
 
Keputusan
Bila keputusan diambil,
Berdasarkan angan-angan saja,
Maka hasilnya mudah gagal
Karena keputusan itu bersifat ‘intuitif’

Jika anda memutuskan
Berdasarkan keberanian saja,
Maka anda bisa sukses tetapi butuh waktu lama
Tentunya akan jatuh bangun berkali-kali terlebih dahulu
Karena anda lupa bahwa keputusan harus bermuatan strategis

Seandainya mengambil keputusan
Bernuansa pemikiran strategis
Maka bila tidak ada keyakinan di dalamnya
Maka anda perlu semangat tinggi untuk mewujudkannya

Ambillah keputusan berdasarkan
Keyakinan anda
Bernuansa pemikiran strategis
Serta isilah dengan gairah sepenuhnya
Maka niscaya keputusan anda akan bisa merubah hidup anda
Menjadi orang yang sukses